Tanggal dan Kedudukan
Sekolah Tinggi Teologi Tenggarong adalah Lembaga Pendidikan Tinggi Teologi yang secara resmi berdiri pada tanggal 5 Februari 1988 oleh BPW GKII Kal-Tim, yang berkedudukan di Tenggarong dengan Lokasi Kampus berada di Jl. Stadion RT. 12, Kel. Loa Ipuh, Kotak Pos 120, Kec. Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Sejarah Berdirinya Kampus Sekolah Teologi Tenggarong
Keberadaan Sekolah Tinggi Teologi Tenggarong saat ini tidak dapat terpisah dengan keberadaan STPT (Sekolah Teologi Pertama Tenggarong) dan STAT (Sekolah Teologi Atas Tenggarong) yang dimulai sejak tahun 1978.
Pada tahun 1973, C&MA (Christian and Missionary Alliance) melalui utusannya Rev. Ken Van Kurin dan Ny. Caroline Van Kurin mulai merencanakan pendirian Sekolah Alkitab atau Sekolah Teologi yang berlokasi di Tenggarong sebagai ibu kota Kabupaten Kutai, dan bersamaan dengan itu mulai mensosialisasikan rencana tersebut kepada Badan Pengurus GKII Kaltim dan Badan Pengurus GKII Daerah Mahakam Utara, dan Badan Pengurus GKII Daerah Mahakam Selatan.
Pada tahun yang sama (1973), pengadaan lahan untuk sekolah dimaksud direalisasikan dengan pembelian sebidang tanah berukuran kurang lebih 2 (dua hektar) yang berlokasi di pinggiran kota Tenggarong.
Tepat pada tanggal 1 Januari 1978, pertemuan kelas pertama dilakukan di Sekolah Teologi Pertama Tenggarong dengan siswa berjumlah 12 (dua belas) orang. Adapun dewan guru pada saat dimulainya pembelajaran pertama ini ada tiga orang yaitu: Pdt. Lorenzt Laing yang juga sekaligus menjabat sebagai kepala sekolah, Pdt. Simpson Ding, dan Pdt. Elly Djuk. Selanjutnya tenaga pengajar bertambah dengan beberapa tenaga antara lain: Pdt. Marten Hendrik, Pdt. Yabes Kapasian, dan Pdt. Yafet Djalung, dan disusul dengan tenaga-tenaga lainnya.
Pada bulan April 1978 dilaksanakan acara peresmian Sekolah Teologi Pertama Tenggarong yang dihadiri oleh tenaga utusan misi C&MA yang ada di Kalimantan Timur, Badan Pengurus GKII Wilayah Kaltim, Badan Pengurus GKII Mahakam Utara, Badan Pengurus GKII Daerah Mahakam Selatan, para hamba Tuhan, dan anggota jemaat yang ada di sekitar kota Tenggarong.
Pada tahun 1979, Sekolah Teologi Pertama (STP) yang berada di Long Segar ditutup dan siswanya dipindahkan ke Sekolah Teologi Pertama Tenggarong.
Pada tahun 1983 pendidikan teologi yang ada di Sekolah Teologi Tenggarong ditingkatkan dengan membuka program studi Sekolah Teologi Atas (sederajat SMA).
Dalam perjalanannya STP dan STA Tenggarong telah dipimpin oleh beberapa Kepala Sekolah yaitu: Pdt. Lorenzt Laing, Pdt. Yafet Djalung, dan Pdt. Dr. Eli Wilson Ipaq.
Sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan dan dunia pelayanan di Kalimantan Timur, maka Badan Pengurus Wilayah GKII Kaltim secara resmi menutup program pendidikan STP dan STA pada tahun 2007 dan berfokus mengembangkan program pendidikan sarjana teologi dan pascasarjana.
Selanjutnya, dengan semakin meningkatnya kebutuhan pelayanan khususnya kebutuhan peningkatan kualifikasi pendidikan para hamba Tuhan, maka pada tahun 1988 tepatnya tanggal 05 Februari, Badan Pengurus Wilayah Gereja Kemah Injil Indonesia Kalimantan Timur mulai menyelenggarakan program studi sarjana teologi di kampus Sekolah Teologi Tenggarong yang dikenal dengan nama Sekolah Tinggi Teologi Tenggarong (STTT) dan berjalan sampai saat ini dengan pengembangan prodi-prodi lainnya.
Sejak dimulainya program pendidikan sarjana teologi pada tahun 1988 hingga saat ini, Sekolah Tinggi Teologi Tenggarong telah dimpimpin oleh beberapa pemimpin yaitu: Pdt. Samuel Basar (1988-1991), Pdt. Yoel Lufung (1991-1994), Pdt. Loly Dungau (1994-2006), Pdt. Eli Wilson Ipaq (2006-2016), Pdt. Yahya Usat (2016-2021), Pdt. Gideon Ungau (2021-sekarang).